Aku gelisah kala rindu menerpa. Rasa sakit, panas, dan risau berkumpul menjadi satu. Pikiran yang kacau-balau itu merobek-robek seluruh jiwa. Dadaku sesak, aku ingin menjerit histeris. Saat berada di ujung rindu, aku mengunci diri di kamar. Aku tak mau memperlihatkan kegalauanku, yang akan membuat banyak orang bertanya-tanya. Aku sering merenungi arti cinta dan memikirkan tentang kerinduan yang irasional. Di situ aku membelalakkan mata pada kekuasaan Allah SWT. Aku merasa kecil dan tak berdaya menolaknya. Kekuasaan cinta malah membuatku merasa sangat kecil dan lemah. Bagaimana aku bisa melawan Sang Pencipta Cinta dan Rindu? Ialah Allah yang luar biasa kuat dan berkuasa. Cintaku bukan cinta yang dilandasi kecabulan atau hal-hal lain yang menjijikkan. Pikiranku tak pernah berjalan di jalur birahi yang kotor. Aku hanya dikepung rasa rindu. Manusia bertindak berdasar pikirannya. Bila dalam kobaran cinta seseorang ada birahi, ia tentu akan tenggelam dal