Di Ujung Rindu


Aku gelisah kala rindu menerpa. Rasa sakit, panas, dan risau berkumpul menjadi satu. Pikiran yang kacau-balau itu merobek-robek seluruh jiwa. Dadaku sesak, aku ingin menjerit histeris.
Saat berada di ujung rindu, aku mengunci diri di kamar. Aku tak mau memperlihatkan kegalauanku, yang akan membuat banyak  orang bertanya-tanya. Aku sering merenungi arti cinta dan memikirkan tentang kerinduan yang irasional. Di situ aku membelalakkan mata pada kekuasaan Allah SWT.  Aku merasa kecil dan tak berdaya menolaknya. Kekuasaan cinta malah membuatku merasa sangat kecil dan lemah. Bagaimana aku bisa melawan Sang Pencipta Cinta dan Rindu? Ialah Allah yang luar biasa kuat dan berkuasa.
Cintaku bukan cinta yang dilandasi kecabulan atau hal-hal lain yang menjijikkan. Pikiranku tak pernah berjalan di  jalur birahi yang kotor. Aku hanya dikepung rasa rindu. Manusia bertindak berdasar pikirannya. Bila dalam kobaran cinta seseorang ada birahi, ia tentu akan tenggelam dalam pikiran yang mengundang nafsu birahi. Namun, bila yang ada dalam kepala seseorang itu adalah hal-hal yang berkaitan dengan kebesaran Allah, maka yang ia pikirkan adalah ketakjuban terhadap ciptaan Allah, yang dalam hal ini adalah cinta dan rindu.
Dalam pandangan orang-orang yang beriman, cinta dan rindu adalah sesuatu yang sangat menakjubkan yang membuat kita terpana tanpa kebesaran Allah SWT. Rindu adalah lautan tafakur yang merupakan ladang subur bagi pahala. Iman kita akan semakin bertambah apabola kita mempelajari dan menafakurinya. Sebaliknya, bila kita salah menyikapinya, rindu yang membara bisa juga kita jadikan ladang subur bagi dosa.
Saat aku merasakan sakit yang sangat dalam rinduku, tubuhku menggigil. Aku menjerit dalam hati, tak henti-hen tinya memanggil nama kekasihku. Air mata mengalir deras membasahi kedua pipi, tak tahan menahan rindu yang menggebu. Di saat-saat seperti itu, aku datang pada Tuhanku.
Ya Allah… lihatlah aku yang merasa sangat sakit karena kerinduan yang tak kuharapkan ini. Engkau Mahakuasa untuk menjadikan ini terjadi dalam hidupku.
…..
Ya Allah… aku ingin dalam penderitaanku ini Engkau kabulkan segala pintaku untuk kebahagiaan dunia dan juga kebahagiaan akhiratku.
Masriyah Amva
Bangkit dari Terpuruk,
“Kisah sejati seorang perempuan tentang Keagungan Tuhan”

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Huruf Hijaiyah dan Tanda Baca al-Qur’an

SKL, SK, dan KD Al Qur'an Hadits MI

Sifat Mustahil Allah